Template by:
Free Blog Templates

Rabu, 16 Maret 2011

Yang saya ketahui tentang "word smart dan multyply intelligence"

WORD SMART

Definisi:
Kecerdasan linguistik atau kecerdasan bahasa. Orang yang memiliki kecerdasan ini pandai mengolah kata-kata. Sebagian di antara mereka pandai berkata-kata (misalnya: presenter, rohaniwan, pendongeng, mc, dsb). Sebagian lagi pandai menulis (misalnya: novelis, penulis buku, dsb). Tetapi cukup banyak juga yang menguasai keduanya.

Ciri-ciri:
Suka membaca, gemar menulis (puisi, cerpen, novel, diary, dsb), suka bermain scrable atau mengisi TTS, pandai bercerita, suka memelesetkan atau memarodikan kata-kata, lebih suka mendengar secara lisan (auditory), mudah mengingat kata-kata aneh, suka menghibur orang lain atau diri sendiri dengan serangkaian kata/kalimat, suka berintonasi dalam berkata-kata, punya banyak perbendaharaan kata, mudah menemukan kejanggalan bahasa dalam tulisan atau kata-kata orang lain, suka menghabiskan waktu di toko buku.

Pengembangan:
Cara utama untuk mengembangkan kecerdasan ini adalah dengan membaca berbagai buku, majalah, dan litaratur lainnya. Ada baiknya membiasakan diri menulis sesuatu (pengalaman hidup sehari-hari, atau apa pun yang didapat ketika membaca sesuatu, menonton film, atau bersaat teduh).

Kecerdasan lain yang mendukung:
Akan lebih baik jika ditunjang dengan pengembangan self smart, logic smart, dan people smart. Ketiga kecerdasan itu akan lebih meningkatkan kemampuan anda dalam mengolah kata, serta memperluas wawasan anda.

MULTIPLY INTELLIGENCE


multiple intelligence dikembangkan pertama kali oleh howard gardner (1993) yang melawan teori klasik tentang IQ dimana perkembangan selama 100 tahun teori klasik cenderung tidak berubah. Perlu kita ingat mengacu pada Alfred Binet (1912) merancang suatu alat yang mengukur resiko kegagalan anak di sekolah. Dasar dari teori Binet ini dipegang sampai saat ini sebagai dasar dari pendekatan psikometri mengenai pengukuran kemampuan atau intelegensi. Semenjak itu muncul berbagai alat prediktif tentang kemampuan berupa ingatan, vebal, numerik dan urutan logika.  Thurstone (1938) menyatakan intelegensi adalah kombinasi dari berbagai dimensi yang terdiri dari tujuh faktor yaitu verbal comprehension, word fluency, digit number, spatial visualization, associative memory, perceptual speed dan inductive reasoning.
Pada beberapa dekade terakhir teori tentang intelegensi semakin kompleks seiring dengan berkembangnya ilmu lain seperti psycho neuro-science, antropologi, sosial budaya dll. Teori yang cukup komprehensif pada tahun 1980-an mengenai intelegensi dikemukakan oleh Robbie Case dengan aliran neo-piaget yang menyatakan intelegensi adalah tema yang lebih luas dibandingkan hanya aspek-aspek yang terkandung pada teori klasik dengan skor yang ada namun terkait dengan faktor sosial, budaya dan penerapan di dunia nyata. Gardner dengan penelitiannya menantang teori klasik pada tema utama yang dipertanyakan, yaitu (1) Beberapa intelegensi bekerja bersama bukan pada satu aspek saja (2) intelegensi ditunjukkan dari kemampuan kita melakukannya bukan pada skor tes dan (3) bagaimana intelegensi ditunjukkan adalah berdasarkan budaya yang ada.
Contoh nyata sehari-hari dari rujukan gardner adalah apabila seseorang dengan kemampuan hitung yang sangat baik di pulau terpencil, dimana keseluruhan penduduk adalah nelayan bekerja menangkap ikan, maka kemampuan hitung tersebut berperan sangat sedikit dibandingkan “intelegensi” dalam membuat jaring, menangkap ikan, menyelam, memperbaiki kapal. Kemampuan hitung pada kelompok masyarakat di pulau tersebut tidak akan efektif sebagai indikator kesuksesan rerata penduduk dalam bekerja (performance) yaitu menangkap ikan.
Meruiuk pada teori MI oleh gardner, intelegensi seharusnya dapat mengukur apa yang dapat dilakukan seseorang di dunia nyata sedangkan tes IQ lebih menunjukkan pada skor tes (tinggi, sedang, rendah dll). MI lebih merujuk pada analisa kualitatif dibandingkan nilai kuantitatif tertentu dengan menggunakan tes. Menurut gardner terdapat 8 intelegensi yang dapat dibedakan sesuai kriteria:
  • Linguistik/bahasa
  • Logika/ matematika
  • Musik
  • Spasial
  • Bodily-kinestetik
  • Interpersonal
  • Intrapersonal
  • Naturalis
Dari delapan kriteria yang diungkapkan diatas, bagaimana gardner memisahkan antar kriteria intelegensi tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, gardner tidak berpegang pada satu bidang ilmu tertentu namun harus mengikutsertakan berbagai disiplin ilmu yaitu psikologi, neurologi, biologi, sosiologi, antropologi, seni dan humanisme. Kriteria-kriteria dari berbagai bidang studi untuk menggali perbedaan intelegensi antara lain:
  • Gangguan atau kerusakan otak
  • Evolusi manusia
  • Perilaku khusus yang teridentifikasi
  • Kemungkinan munculnya savant dan kecenderungan khusus yang ada atau tidak ada pada kemampuan tertentu

Intelegensi Linguistik

Didefinisikan sebagai kemampuan bahasa baik bahasa ibu atau bahasa asing untuk mengekspresikan pikiran dan memahami orang lain. Sastrawan terkhususkan sebagai memiliki intelegensi bahasa namun profesi seperti jurnalis, orator, tukang khutbah, politikus, pengacara adalah gambaran umum orang-orang yang memiliki intelegensi linguistik.
Kunci utama dari intelegensi linguistik adalah:
  • Keterlibatan untuk menerima atau membuat pembicaraan atau tulisan
  • Kemampuan berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa
  • Keterlibatan sensitivitas pada suatu bahasa
Kemampuan tambahan:
  • Bahasa ekspresif
  • Menunjukkan narasi atau membuat cerita
  • Bahasa deskripsi atau instruksi
  • Melaporkan
  • Bahasa puitis
  • Permainan kata
Peran atau domain yang membutuhkan bahasa sebagai inti:
  • Novelis
  • Komedian
  • Pengacara
  • Jurnalis
  • Ustadz/ahli rohani yang berkhutbah
  • Pelatih
  • Guru
Wacana untuk meningkatkan kemampuan linguistik:
  • Tulisan
  • Permainan kata
  • Cerita
  • Majalah/koran
  • Diskusi
  • Sandiwara
  • Debat/Pidato
  • Lirik
Penggunaan sehari-hari:
  • Membaca koran, menulis blog, berpartisipasi dalam diskusi
Intelegensi linguistik tidak termasuk:
  • kemampuan menggunakan banyak bahasa
  • banyak bicara

Intelegensi Logika – Matematika

Orang dengan kemampuan yang dikembangkan terkait dengan logika matematika mengerti benar mengenai prinsip sebab akibat, manipulasi angka, kuantitas, operasi matematika.
Kunci utama dari intelegensi logika – matematika adalah:
  • Kemampuan individu menggunakan hubungan abstrak
  • Penggunaan angka dan berpikir logis
Kemampuan tambahan:
  • Numerical Reasoning; perhitungan, estimasi, analisa jumlah
  • Pemecahan masalah logis
Peran atau domain yang membutuhkan logika – matematika sebagai inti:
  • Guru matematika
  • Ilmuwan
  • Teknisi/engineer
  • Arsitek
  • Programmer komputer
  • Ahli sipil
  • Analis budget
  • Akuntan
Wacana untuk meningkatkan kemampuan logika – matematika:
  • Grafik
  • Spreadsheet
  • flowchart
  • Timeline
  • Perhitungan
  • program komputer
  • perencanaan bisnis
  • puzzle logika
Penggunaan sehari-hari:
  • Membaca jadwal pesawat terbang
  • Mengelola anggaran rumah tangga
  • Proyeksi pengeluaran gaji bulanan untuk keluarga
Intelegensi logika – matematika tidak termasuk pada penggunaan hanya angka karena terkandung kemampuan hubungan logika angka (numerical reasoning).

Intelegensi Musik

Integensi musik adalah kemampuan berpikir melalui musik, kemampuan mendengarkan pola suara, mengingat, menggabungkan dan memanipulasi. Musik adalah kemampuan dan kemampuan ini dimiliki oleh manusia sehingga dapat diartikan sebagai intelegensi musik.
Kunci utama dari intelegensi musik adalah:
  • Kemampuan menerima dan mengerti pola suara
  • Menciptakan dan mengartikan adanya suara
Kemampuan tambahan:
  • Persepsi musik
  • Mencipta musik
  • Komposisi atau notasi
Peran atau domain yang membutuhkan musik sebagai inti:
  • Musisi
  • Koreografer
  • Kritikus musik
  • Konduktor
  • DJ
  • Pianis
  • Komposer
  • Teknisi musik
  • Cheerleader
Wacana untuk meningkatkan kemampuan musik:
  • Menulis lagu
  • Bermain alat musik
  • Menari
  • Merekam
Penggunaan sehari-hari:
  • Mendengarkan radio di mobil
  • Bermain musik
  • Bersiul
  • Membedakan suara

Intelegensi Spasial

Merujuk pada kemampuan merangkai bagian atau visualisasi bagian secara mental dan dirangkai sesuai dengan pola-pola tiga dimensi yang diproses melalui pikirannya. Cara pelaut atau pilot melakukan navigasi dari gambaran keseluruhan dunia nyata merupakan contoh kemampuan spasial. Contoh lain atlet catur melakukan imajinasi langkah-langkah tertentu dan membayangkan bagaimana langkah-langkah selanjut dari bidak yang harus dikelola untuk mengepung raja musuh. Jika kemampuan spasial tinggi dengan orientasi ketertarikan pada seni yang tinggi maka lebih baik menjadi pelukis atau arsitek daripada seorang musisi atau jurnalis. Lebih lanjut, ilmuwan pada bidang ilmu tertentu membutuhkan kemampuan spasial seperti anatomi, topologi tanah, struktur kandungan mineral bintang tertentu.
Kunci utama dari intelegensi spasial adalah:
  • Keterlibatan penerimaan dan pengolahan visual atau informasi 3 dimensi dalam satu pikiran
  • Keterlibatan pencitraan ulang gambar dalam ingatan.
Kemampuan tambahan:
  • Pemahaman sebab-akibat atau fungsi relasi melalui observasi
  • Penggunaan informasi spasial untuk mengarahkan melalui dunia nyata
  • Persepsi sensitif atau observasi visual realitas dan seni
  • Hasil dari informasi visual atau cara kerja melalui seni
Peran atau domain yang membutuhkan spasial sebagai inti:
  • Penata kebun
  • Ahli bedah
  • Mekanik
  • Ahli kayu
  • Fotografer
  • Penari
  • Atlet
  • Pilot
  • ATC
Wacana untuk meningkatkan kemampuan spasial:
  • Grafik
  • Mengecat
  • Diagram
  • Film
  • Peta
  • Model
  • Aplikasi komputer seperti AutoCAD, CATIA, Photoshop dll
Penggunaan sehari-hari:
  • Mencari jalan pintas di tempat terasing
  • Penggunaan GPS di mobil atau Handphone
  • Bermain catur
  • Dekorasi rumah
  • Menata bunga
Intelegensi spasial tidak termasuk penggunaan visual/mata, orang buta lebih banyak menggunakan kemampuan spasial.

Intelegensi Gerak Tubuh (Bodily-Kinesthetic)

Diartikan sebagai jumlah penggunaan keseluruhan tubuh atau sebagian; tangan, kaki, jari untuk memecahkan masalah, membuat atau menaruh sesuatu. Contoh paling akurat adalah atlet olah raga, seniman tari atau drama.
Kunci utama dari intelegensi gerak tubuh adalah:
  • Penggunaan bagian/tubuh untuk memecahkan masalah
  • Kemampuan mengontrol sebagian anggota tubuh atau keseluruhan
Kemampuan tambahan:
  • Gerak atletis
  • Gerakan kreatif (termasuk respon terhadap musik)
  • Kendali tubuh dan kemampuan motorik yang adekuat
  • Ide gerakan tubuh (koreografi)
Peran atau domain yang membutuhkan gerak tubuh sebagai inti:
  • Penari
  • Altet olah raga
  • Aktor/aktris
  • Pelatih
  • Ahli bedah
  • Penerjemah bahasa gerak tubuh
Wacana untuk meningkatkan kemampuan gerak tubuh:
  • Berjoget/menari
  • Mimik
  • Bermain
  • Mengecat
  • Olahraga
Penggunaan sehari-hari:
  • Bermain badminton
  • Mengantri loket
  • Menyikat gigi
  • Mengutak-atik sesuatu
Intelegensi gerak tubuh tidak termasuk:
  • Banyak gerak yang dilakukan anak kecil
  • Gerak tubuh yang tidak beraturan dalam mengeluarkan energi

Intelegensi Interpersonal

Adalah kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini kita perlukan sehari-hari namun menjadi keutamaan jika Anda adalah politikus, guru, penjual, terapis.
Kunci utama dari intelegensi interpersonal adalah:
  • Sensitif terhadap perasaan, keyakinan, mood, perhatian terhadap orang lain
  • Melibatkan penggunaan pemahaman untuk mengefektifkan orang lain dalam bekerja atau menghasilkan sesuatu
  • Melibatkan interpersonal untuk meraih sesuatu
Kemampuan tambahan:
  • Mengasumsikan pada peran berbeda secara sosial (teman, rekan, atasan)
  • Kemampuan menganalisa kondisi sosial atau orang lain
  • Bertindak pada situasi sosial tertentu
Peran atau domain yang membutuhkan interpersonal sebagai inti:
  • Tenaga pendidik (guru, trainer, pelatih)
  • Konselor
  • Aktivis/LSM
  • Diplomat
  • Ilmuwan sosial
  • Konsultan manajemen
  • Pemimpin umat
  • Negosiator
Wacana untuk meningkatkan kemampuan interpersonal:
  • Memberikan pelajaran
  • Improvisasi drama
  • Dilema moral
  • Mediasi koflik
  • Pelayanan publik
  • Peran memimpin
Penggunaan sehari-hari:
  • Transaksi jual beli
  • Mengarahkan sesuatu
  • Interaksi dengan rekan kerja
  • Mengasuh anak
Intelegensi interpersonal tidak termasuk:
  • Kecenderungan bekerja dalam kelompok
  • Disukai banyak orang
  • Kesopanan
  • Etis atau humanis
  • Status sosial

Intelegensi Intrapersonal

Intrapersonal merujuk pada kemampuan individu untuk mengerti diri sendiri, apa yang terbaik harus dilakukan, bagaimana bereaksi terhadap sesuatu, apa yang perlu dihindari dan yang mana yang dapat meningkatkan kemampuan diri. Gambarannya adalah seberapa baik orang mengerti diri sendiri, apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan, kemana harus dituju untuk meminta pertolongan.
Kunci utama dari intelegensi interpersonal adalah:
  • Kemampuan individu membentuk model mentalnya sendiri
  • Melibatkan gambaran model untuk mengambil keputusan terhadap tindakan tertentu
  • Termasuk kemampuan untuk membedakan satu perasaan, mood dan perhatian untuk mengantisipasi satu reaksi terhadap tindakan selanjutnya.
Kemampuan tambahan:
  • Pemahaman diri
  • Kemampuan menganalisa refleksi diri
  • Mengartikan pemahaman melalui beragam ekspresi (menulis puisi, menggambar dll)
  • Menggunakan pemahaman diri untuk keberhasilan diri maupun kelompok
Peran atau domain yang membutuhkan interpersonal sebagai inti:
  • Terapis
  • Sastrawan
  • Trainer motivasi
  • Psikolog
  • Artis
  • Aktivis
  • Musisi
  • Filsuf
  • Pemimpin umat
Wacana untuk meningkatkan kemampuan intrapersonal:
  • Refleksi diri
  • Buku diari
  • Autobiografi
  • Melakukan aktivitas seni
  • Membuat musik/lirik
  • Puisi
Penggunaan sehari-hari:
  • Beribadah
  • Yoga
  • Semedi
Intelegensi intrapersonal tidak termasuk kecenderungan bekerja sendiri atau mengurung diri.

Intelegensi Naturalis

Kemampuan individu untuk membedakan perihal makhluk hidup (binatang, tumbuhan) sebaik kemampuan membedakan dan sensitif terhadap hal-hal lain di dunia ini seperti bentuk awan, corak tanah, batu dll. Kemampuan ini diawali dari evolusi manusia dari sebagai pemburu, mengambil hasil bumi dan bertani; berlanjut proses evolusi sampai sekarang dengan peran-peran lebih khusus seperti ahli tumbuh-tumbuhan atau juru masak. Banyak ahli di bidang tertentu membutuhkan intelegensi naturalis seperti desain mobil, konstruksi bangunan, jembatan dll.
Kunci utama dari intelegensi naturalis adalah:
  • Kemampuan memahami dunia sekitar dan bekerja secara efektif di dalamnya
  • Kemampuan individu membedakan fungsi di sekitar kita
  • Termasuk kemampuan membedakan corak dari benda-benda yang ada
Kemampuan tambahan:
  • Kemampuan observasi
  • Membedakan corak dan klasifikasi
  • Pemahaman dengan dunia nyata
  • Kemampuan memanfaatkan pemahaman untuk menciptakan produk (fashion, bertani, desain dll)
Peran atau domain yang membutuhkan naturalis sebagai inti:
  • Ahli tata bunga
  • Nelayan
  • Koki
  • Ahli tanaman/tumbuhan
  • Petani
  • Pendidik lingkungan hidup
  • Aktivis lingkungan hidup
  • Ahli biologi
  • Penjaga hutan
Wacana untuk meningkatkan kemampuan naturalis:
  • Berkebun
  • Memelihara binatang/ikan
  • Wisata alam
  • Kegiatan alam bebas
Penggunaan sehari-hari:
  • Memasak
  • Berkebun
  • Koleksi CD/perangko
  • Bertaman
Intelegensi naturalis tidak termasuk pada batasan dunia luar.
Multiple Intelligence memiliki pengertian berbeda dengan intelegensi klasik, dimana pengertiannya adalah bahwa intelegensi merupakan potensi biopsikologi untuk memproses informasi yang dapat digerakkan berdasarkan setting budaya untuk memecahkan masalah atau mencipta sesuatu yang bernilai pada budaya tertentu. Dari definisi tersebut, multiple intelligence memiliki wacana:
  • Berbagai pandangan beragam mengenai intelegensi; setiap pandangan memiliki simbol yang berbeda dimana setiap pandangan berdasarkan pada intelegensi umum yang dapat menangani suatu masalah tertentu yang sesuai dengan budaya atau kebiasaan yang ada.
  • Intelegensi dapat diajarkan atau dididik; sebagai tema yang saling berinteraksi antara faktor biologis dan lingkungan sekitar, intelegensi dapat dididik dan dikembangkan. Intelegensi dapat berubah dan tumbuh sesuai dengan seringnya penggunaan dari intelegensi tersebut.
  • Individu memiliki profil unik intelegensi untuk dikembangkan dan diubah; meski didasarkan dari teori bersifat biologi, tidak murni bahwa intelegensi ini bersifat genetik dan menurun. Berdasarkan debat antara nature dan nurture, intelegensi disini adalah hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitar. Budaya, kebiasaan, sosial dan individu saling memberi pengaruh seberapa kuat dan khusus intelegensi digunakan.
  • Setiap intelegensi melibatkan bagian dari kemampuan khusus; setiap intelegensi misal musik maka ada kemampuan khusus yang menunjukkan bagaimana merancang musik, birama yang sesuai, bunyi dari instrumen musik dan keperpaduannya.
  • Intelegensi bergerak secara kombinasi, bukan terisolasi; dalam bentuk biopsikologi, intelegensi adalah olahan dasar yang dapat memecahkan suatu masalah tertentu sesuai dengan domain atau konteks dari masalah yang ada dan dibawakan bersama. Misal seorang pianis membutuhkan intelegensi musik, ketika bekerjasama dengan komposer membutuhkan intelegensi interpersonal dan ketika memainkan piano membutuhkan intelegensi gerak tubuh.

Selasa, 15 Maret 2011

APBN INDONESIA


Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan, baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sejak UUD 45 mengamanatkan bahwa anggaran pendidikan minimal 20% APBN dan 20% APBD, alokasi anggaran pendidikan mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Hal ini bisa dilihat dari jumlah alokasi anggaran pendidikan dalam belanja pemerintah pusat yang diperoleh Departemen Pendidikan Nasional, sebagaimana digambarkan dalam grafik dibawah ini.  
Menurut Data Pokok APBN-P 2008 dan APBN 2009, pada tahun 2005 alokasi anggaran Depdiknas ini mencapai Rp 23.117,4 miliar atau 19,23% dari total APBN. Selanjutnya terus mengalami kenaikan, pada tahun 2006 mencapai Rp 37.095,1 miliar atau 22,44% dari total APBN, Rp 40.476,8 miliar atau 18,95% dari total APBN pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 mencapai Rp 45.296,7 miliar atau 16,67% dari total APBN. Pada tahun 2009, alokasi anggaran Depdiknas dalam belanja pemerintah pusat mencapai Rp 62.098,3 miliar atau 19,76% dari total APBN.  
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa anggaran pendidikan selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pemerintah sudah mengupayakan agar 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan, bahkan penyerapan anggaran pendidikan pada tahun 2006 telah melebihi angka 20%, yaitu 22,44%. Namun realisasi atau penyerapan dana pendidikan untuk tahun 2008 hanya 16,67%, dan perlu dicari tahu mengapa penyerapannya cuma sejumlah itu. Untuk tahun 2009, dana yang dialokasikan untuk sektor pendidikan juga mendekati 20% dari total APBN.
Keseriusan Pemerintah untuk memenuhi amanat UUD 45 juga dapat dilihat dari angka-angka yang dijabarkan dalam tabel di bawah ini. Alokasi anggaran untuk sektor pendidikan selalu menempati urutan pertama, dengan persentase 16,67% - 22,44%.
Tambahan alokasi anggaran pendidikan ini tentu saja bukan merupakan capaian akhir, melainkan merupakan langkah awal atau tambahan amunisi untuk meningkatkan mutu pendidikan kita dan memperluas cakupannya sehingga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan yang terpencil. Selanjutnya, pengelolaan yang transparan dan akuntabel juga merupakan salah satu kunci kesuksesan untuk mencapai target yang dicita-citakan. Semoga penambahan alokasi anggaran ini benar-benar bisa meningkatkan pembangunan manusia Indonesia.
DPR menaikkan nilai belanja dalam RAPBN 2011 menjadi Rp 1.229,5 triliun dari jumlah awal dalam Nota Keuangan 2011 yang sebesar Rp 1.202 triliun. Dari jumlah itu Rp 836,57 triliun untuk belanja pemerintah pusat, dan sisanya Rp 392,98 triliun untuk transfer ke daerah.Demikian disampaikan oleh Koordinator Panja Belanja RAPBN 2011 Mirwan Amir dalam rapat dengan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/10/2010).
Mirwan mengatakan, anggaran belanja pegawai dialokasikan sebesar Rp 180,62 triliun untuk pencadangan remunerasi, kenaikan gaji PNS dan TNI/Polri, pemberian gaji dan pensiun ke -13. "Serta antisipasi penyediaan pegawai baru pemerintah pusat yang umlahnya 100 ribu orang untuk menggantikan yang pensiun," ujar Mirwan.
Lalu belanja barang di 2011 diberikan alokasi senilai Rp 132,422 triliun. Untuk menjaga kelancaran penyelenggaraan kegiatan operasional pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat pemeliharan aset, dan upaya efisiensi kegiatan operasional pemerintah.Sementara alokasi belanja modal ditetapkan Rp 121,881 triliun. Untuk ketersediaan infratsurktur dasar, menjamin kelancaran distribusi barang dan jasa. Lalu meningkatkan kemampuan pertahanan, serta rehabilitasi rekonstruksi pasca bencana alam, dan peningkatan mitigasi serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Dalam RAPBN 2011 pemerintah menetapkan jumlah subsidi non energi sebesar Rp 51,01 triliun. Terdiri dari subsidi pangan Rp 15,267 triliun, subsidi pupuk Rp 16,277 triliun, subsidi benih Rp 120 miliar, subsidi bantuan PSO Rp 1,877 triliun, subsidi bunga kredit Rp 2,618 triliun, dan subsidi pajak Rp 14,75 triliun.Anggaran pendidikan juga dinaikkan menjadi Rp 248,978 triliun, naik 20,25% dibandingkan dengan Nota Keuangan 2011 yang disampaikan Presiden SBY.Disediakan juga dana bantuan sosial Rp 60,956 triliun untuk program-program seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Keluarga Harapan (PKH), dan PNPM Mandiri. Dialokasikan juga dana cadangan risiko fiskal Rp 4,174 triliun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan kenaikan belanja dalam APBN 2011 disebebabkan karena penerimaan dari pajak juga naik. Dengan asumsi rasio penerimaan pajak 2011 sebesar 12,1 persen dibandingkan dengan PDB membuat alokasi belanja dinaikkan. Dengan penerimaan yang dinaikkan sebesar Rp1.104 triliun. Yang diantaranya yakni berasal dari penerimaan perpajakan nonmigas sebesar Rp794,70 triliun, penerimaan dari sektor minyak dan gas sebesar Rp215,33 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) perikanan Rp150 miliar. Keempat, PNBP sumber daya alam kehutanan sebesar RP2,90 triliun. Ditambah lagi PNBP pertambangan umum Rp16,50 triliun, PNBP SDA pertambangan panas bumi sebesar Rp356,1 miliar dan penerimaan pemerintah atas laba BUMN Rp27,59 triliun. (OL-3) Artinya, lanjut Agus Marto, bahwa kampanye penghematan anggaran yang diintruksikan presiden pada APBN 2011, meskipun alokasi belanja tetap membengkak, tetap akan dilakukan. Namun, meksnismenya tidak langsung memotong ataupun menghapus alokasi belanja dalam APBN 2011, melainkan dengan penghematan masing-masing K/L dan pemerintah daerah. Sesuai dengan instruksi Presiden, penghematan akan dilakukan dimana para menteri dan pimpinan lembaga untuk mengerem belanja. Dan ini sudah kami sosilisasikan di jajaran pemerintahan

Senin, 14 Maret 2011

PERUBAHAN EKONOMI PEMBANGUNAN


Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan
Terjadinya pembangunan ekonomi, struktur ekonomi akan mengalami perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri atau dari sektor primer ke sekunder maupun ke tersier. Terjadinya perubahan struktur ekonomi akan berakibat pula perubahan peranannya terhadap pendapatan nasional maupun kesempatan kerja. Oleh sebab itu, sumbangan yang diberikan oleh masing-masing sektor akan mengalami perubahan dengan adanya pembangunan ekonomi.
Untuk mengetahui bagaimana mekanisme perubahan struktural dapat dipelajari dalam teori perubahan struktural. Ada dua teori utama yang membahas tentang perubahan struktural yaitu teori yang dikemukakan oleh Arthur Lewis dengan teori migrasinya dan teori yang dikemukakan oleh Hollis Chenery dengan teori transformasi struktural. Teori pembangunan yang dikemukakan oleh Arthur Lewis pada dasarnya membahas tentang proses pembangunan yang terjadi antara daerah desa dan kota, yang mengikut sertakan proses urbanisasi yang terjadi dari desa ke kota. Teori ini mengatakan bahwa urbanisasi terjadi karena adanya perbedaan dalam pembangunan antara desa dan kota. Kesenjangan antara desa dengan kota inilah yang menyebabkan banyak masyarakat desa yang berbondong-bondong pindah ke kota. Sedangkan teori pembangunan ekonomi Hollis Chenery dengan teorinya Pattern of Development memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam tahapan pembangunan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomian yang sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagi mesin pertama pertumbuhannya.
Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sumbangan dari berbagai sektor terhadap produksi nasional, harus diketahui seberapa besar sumbangan masing-masing sektor terhadap produksi nasional sebelum ada pembangunan ekonomi, dan selanjutnya dibandingkan setelah ada pembangunan ekonomi.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter, dan post Keynesian. Ahli ekonomi yang lahir antara abad delapan belas dan permulaan abad kedua puluh ini, lazim digolongkan sebagai aliran/kaum Klasik. Aliran/kaum klasik ini dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu: aliran Klasik dan aliran Neo-Klasik. Dari kedua golongan ahli-ahli ekonomi Klasik dan Neo-Klasik, sebagian besar menumpahkan perhatiannya pada analisis sifat-sifat kegiatan masyarakat dalam jangka pendek, hanya sedikit sekali yang menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi. Kurangnya perhatian kedua golongan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan terutama oleh pandangan mereka yang diwarisi dari pendapat Adam Smith, yang berkeyakinan bahwa mekanisme pasar akan menciptakan suatu perekonomian berfungsi secara efisien.
Menurut Schumpeter, perkembangan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis ataupun gradual, melainkan merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus. Selanjutnya menurut Schumpeter, perkembangan selanjutnya itu tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidaktentuan dan risiko yang besar, sehingga tidak dapat diperhitungkan terlebih dahulu dan ini menyebabkan timbulnya keragu-raguan dalam mengembangkan usaha lebih lanjut. Menurut Schumpeter, faktor terpenting untuk perkembangan ekonomi adalah wiraswasta (entrepreneur). Karena mereka adalah orang-orang yang mengambil inisiatif untuk berkembangnya produksi nasional.
Ahli-ahli Post-Keynesian mencoba mengembangkan teori pertumbuhan Keynes. Pada hakikatnya teori tersebut dikembangkan oleh dua ahli ekonomi secara sendiri-sendiri, namun karena inti dari teori tersebut adalah sama, maka sekarang dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Teori Harrod-Domar pada hakikatnya menganalisis mengenai persoalan-persoalan tentang: syarat-syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah, sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya digunakan.
Tahap-tahap Pembangunan Ekonomi
Ada beberapa ahli yang memaparkan teori tentang tahap-tahap pembangunan ekonomi yaitu Fredrich List, Bruno Hilderbrand, Karl Bucher dan W.W Rostow. Fredrich List adalah seorang penganut paham Laissez faire. Ia berpendapat bahwa paham Laissez faire dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, meskipun ia menghendaki adanya proteksi bagi industri-industri yang masih lemah. Menurut List, perkembangan ekonomi hanya akan terjadi apabila dalam masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perseorangan. Ia menyusun tahap-tahap perkembangan ekonomi di mulai dari: fase primitif biadab, fase pertanian, fase pertanian dan pabrik, pabrik dan perdagangan.
Bruno Hilderbrand mengemukakan bahwa tahap-tahap pembangunan ekonomi itu menjadi 3 tahap yaitu: perekonomian barter atau perekonomian natural, perekonomian uang, dan perekonomian kredit.
Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi melalui tiga tingkat atau tahap yaitu: produksi untuk kebutuhan sendiri, perekonomian kota dan perekonomian nasional, di mana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting. Menurut tahap ketiga ini, bahwa barang-barang itu diproduksi untuk pasar bukan untuk kepentingan sendiri.
Tahap-tahap pembangunan ekonomi menurut Rostow dikelompok-kan menjadi: masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, menuju kematangan dan konsumsi berlebih.
Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi
Dalam analisis masalah ketenagakerjaan, penduduk dibedakan menjadi 2 golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Dilihat dari peranannya terhadap pembangunan ekonomi, penduduk memiliki dua peranan penting yaitu dilihat dari sisi permintaan dan dilihat dari sisi penawaran. Dilihat dari sisi permintaan, penduduk bertindak sebagai konsumen, sedangkan dilihat dari sisi penawaran penduduk bertindak sebagai produsen.
Oleh karena itu, perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi jika penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi. Ini berarti bahwa pertambahan penduduk yang tinggi harus disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada artinya bagi pembangunan ekonomi.
Bagi negara-negara maju, pertambahan penduduk yang pesat justru menyumbang terhadap kenaikan penghasilan riil per kapita. Hal ini disebabkan karena di negara-negara yang maju pada umumnya mempunyai tabungan yang siap untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga tambahan penduduk justru akan menambah potensi masyarakat sebagai sumber permintaan yang baru. Sebagai suatu contoh dengan bertambahnya penduduk juga akan menambah permintaan akan kebutuhan perumahan, kendaraan, kesehatan, pendidikan, pengangkutan dan lain sebagainya.
Bagi negara-negara sedang berkembang keadaannya sama sekali terbalik. Perkembangan penduduk yang cepat justru akan menghambat perkembangan ekonomi. Menurut aliran Klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus, berpendapat bahwa selalu akan ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan tigkat perkembangan penduduk, yang akhirnya akan menang perkembangan penduduk.
Masalah dan Kebijakan Kependudukan dalam Pembangunan Ekonomi
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan di negara-negara sedang berkembang, yaitu: adanya tingkat kelahiran yang relatif tinggi, adanya struktur umur yang tidak favorabel, tidak meratanya distribusi penduduk dan tidak cukupnya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
Selain 4 permasalahan tentang kependudukan di atas masih ada permasalahan lain yang berkaitan dengan masalah kependudukan yaitu terjadinya ledakan penduduk di negara sedang berkembang. Ada tiga faktor yang menentukan perkembangan penduduk. Ketiga faktor tersebut adalah tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan mobilitas.
Untuk memecahkan masalah kependudukan ada beberapa cara. Cara utama yang dilakukan untuk menekan tingkat pertumbuhan penduduk adalah dengan pengendalian kelahiran (birth control), yaitu dengan program Keluarga Berencana. Selain dengan program keluarga berencana cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan Sumber Daya manusia. Tenaga kerja yang menganggur merupakan persediaan faktor produksi yang dapat dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan output di negara-negara sedang berkembang. Oleh karena itu, tenaga tersebut perlu dimanfaatkan. Dalam memanfaatkan tenaga yang menganggur ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu: dari segi permintaan dan penawaran. Di samping cara di atas masih ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan khususnya untuk mengatasi masalah pengangguran. Untuk mengatasi pengangguran di Indonesia yang kian bertambah, ada beberapa kebijakan yang bisa ditempuh. Beberapa kebijakan tersebut adalah: 1) Membuka lapangan kerja baru, 2) Pemerintah perlu menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi yang mandiri dengan menggunakan sumber dana pembangunan dalam negeri. 3) Pemerintah harus melarang para investor Indonesia melakukan investasi ke luar negeri. Kebijakan ini sebagai upaya menangkal pelarian modal (capital flight) dari Indonesia. 4) Sektor pertanian menjadi sektor primadona pembangunan ekonomi. 5) Pemerintah perlu membersihkan berbagai inefisiensi ekonomi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dan inefisiensi ekonomi.
Peranan Modal dalam Pembangunan Ekonomi
Secara umum istilah pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan warga masyarakat. Kemajuan di sini lebih diartikan sebagai kemajuan di bidang material. Oleh karena itu, kata pembangunan sering dipahami sebagai kemajuan yang dicapai sebuah masyarakat di bidang ekonomi. Untuk mencapai kemajuan di bidang ekonomi faktor modal/kapital merupakan salah satu faktor yang penting.
Kapital merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan baik langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah output. Dilihat dari fungsinya dalam pembangunan ekonomi, kapital mempunyai dua fungsi pokok yaitu: sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi, dan sebagai sumber-sumber untuk menaikkan tenaga produksi. Kapital di negara-negara sedang berkembang pada umumnya relatif jarang. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Namun salah satu faktor yang dominan yang menyebabkan langkanya jumlah kapital di negara sedang berkembang adalah karena adanya lingkaran perangkap kemiskinan (Vicious Circles).
Dalam arti uang, sumber-sumber kapital untuk pembangunan baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri dapat dikelompokkan menjadi 3 sumber yaitu: tabungan sukarela (Voluntary Saving), pajak (Forced Saving), dan pinjaman luar negeri (Foreign Loans). Selain ketiga sumber di atas, kapital untuk pembangunan dapat diperoleh dari: menggeser kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain, menekan konsumsi, meningkatkan ekspor, dan memindahkan faktor-faktor produksi dari penggunaan yang kurang produktif ke penggunaan yang lebih produktif.
Dalam penggunaan kapital untuk investasi dalam pembangunan ada beberapa macam kriteria yang dapat digunakan. Beberapa kriteria tersebut di antaranya adalah kriteria neraca pembayaran, kriteria produktivitas sosial marginal, kriteria intensitas faktor-faktor produksi, kriteria bagian investasi kembali, dan kriteria operasional.
Dalam hubungannya dengan penggunaan kapital untuk keperluan investasi ada dua teori yaitu: teori usaha perlahan-lahan dan teori dorongan besar. Teori usaha perlahan-lahan berpendapat bahwa suatu usaha sebaiknya tidak dilaksanakan secara besar-besaran. Sedangkan teori dorongan besar berpendapat bahwa suatu usaha harus dilaksanakan secara besar-besaran, karena kalau suatu usaha untuk menaikkan pendapatan hanya dilakukan secara kecil-kecilan atau dengan menggunakan kapital yang sedikit keuntungan yang diperoleh relatif kecil, hal ini justru hanya akan mendorong pertumbuhan penduduk. Kedua teori ini mengilhami dua model pembangunan yaitu pembangunan seimbang dan pembangunan tidak seimbang.
Perdagangan internasional adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan transaksi jual beli barang dan jasa antara satu negara dengan negara yang lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Penyebab timbulnya perdagangan internasional adalah perbedaan barang yang diproduksi, perbedaan kepemilikan faktor produksi, kelebihan dan kekurangan hasil produksi, perbedaan harga hasil produksi, dan perbedaan selera. Perdagangan internasional berbeda dengan perdagangan dalam negeri karena:
1. Perdagangan internasional membutuhkan jenis mata uang yang berbeda-beda.
2. Tata cara transaksi jual beli dalam perdagangan internasional memakan waktu lama.
3. Cara pembayaran dalam perdagangan internasional relatif rumit dan berisiko tinggi.
4. Perbedaan kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan perdagangan internasional.
Sumber perolehan devisa negara adalah: ekspor barang, ekspor jasa, pariwisata, investasi ke luar negeri, pinjaman luar negeri, hadiah, hibah atau grant. Tujuan penggunaan devisa adalah untuk: mengimpor barang dari luar negeri, baik barang modal ataupun barang konsumsi, mengimpor jasa dari luar negeri, membayar keuntungan atau dividen terhadap penanaman modal asing, membayar cicilan utang dan bunga pinjaman luar negeri, membiayai kegiatan warga negaranya di luar negeri, misalnya kegiatan kedutaan, konsulat, dan atase di luar negeri, biaya studi pelajar atau mahasiswa di luar negeri, kunjungan pejabat ke luar negeri dan lain sebagainya. Bentuk kerja sama ekonomi antarnegara:
1. Kerja sama Bilateral.
2. Kerja sama Multilateral.
a. Kerja sama Regional;
b. Kerja sama Internasional.
3. Kerja sama ekonomi internasional.
Tujuan kerja sama ekonomi antarnegara: memajukan perdagangan dunia, mempercepat pembangunan ekonomi dunia, meningkatkan kualitas hidup bangsa-bangsa di dunia.